Osifikasi: Proses pembentukan tulang. Sel khusus yang disebut osteoblas
mensekresikan mineral yang menggabungkan dengan jaringan serat kolagen,
membentuk matriks tulang keras.
Penyebab osteoporosis
dapat terjadi mulai dari genetik (dalam) hingga pengaruh gaya hidup (luar).
Untuk penyebab osteoporosis karena faktor genetik tidak dapat diubah sebab
merupakan bawaan dari lahir, sedangkan penyebab osteoporosis akibat pengaruh
gaya hisup merupakan faktor yang dapat diubah. Faktor genetik penyebab
osteoporosis anatara lain riwayat keluarga, jenis kelamin, usia dan etnis,
sedangkan faktor pengaruh gaya hidup antara lain seperti asupan nutrisi,
olahraga yang teratur, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Kenapa riwayat keluarga
menjadi salah satu penyebab osteoporosis? Jika seseorang memiliki salah satu
anggota keluarga dengan riwayat osteoporosis maka mereka tergolong beresiko.
Faktor jenis kelamin juga tak kalah pentingnya, menurut penelitian perempuan
lebih mungkin untuk mengembangkan osteoporosis dibandingkan pria, hal ini erat
kaitannya dengan hormon.
Salah satu hormon dominan
pada wanita yaitu estrogen sangat erat kaitannya dengan penyebab osteoporosis.
Estrogen melindungi tulang, jadi jika seseorang memiliki tingkat estrogen yang
rendah, orang tersebut lebih berisiko untuk menderita osteoporosis. Menopause
menyebabkan penurunan cepat kadar estrogen. Pada pria hormon yang bekerja
seperti halnya estrogen pada wanita disebut hormon tostesteron.
Apakah ada hormon lain
yang berpengaruh selain estrogen atau tostesteron? Beberapa hormon lain
berperan dalam mengatur kepadatan tulang, termasuk hormon paratiroid. Mereka
membantu mengatur seberapa baik seseorang menggunakan kalsium untuk pertumbuhan
tulang. Tapi di lain sisi apabila terlalu banyak hormon paratiroid (hiperparatiroidisme),
menyebabkan hilangnya kalsium dalam urin dengan mengorbankan tulang.
Menghindari Penyebab
Osteoporosis Dengan Mengubah Gaya Hidup
Osteoporosis juga
disebabkan oleh faktor-faktor yang sepenuhnya dapat di kendlikan, penyebab
osteoporosis ini yang kita sebut pengaruh gaya hidup. Beberapa faktor gaya
hidup yang erat kaitannya dengan penyebab osteoporosis antara lain asupan
nutrisi, olahraga, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol.
Idealnya setiap hari
seseorang harus mendapatkan jumlah yang tepat dari berbagai mineral dan vitamin
yang mendorong pertumbuhan tulang. Apa yang di makan dapat memiliki dampak yang
signifikan terhadap asupan gizi termasuk kesehatan tulang. Nutrisi penting yang
paling penting berperan dalam pembentukan tulang yaitu kalsium dan vitamin D.
Adapun vitamin dan mineral lainnya yang ikut berperan penting antara lain
fosfor, magnesium, vitamin K, vitamin B6, dan vitamin B12.
Olahraga rutin akan
memperkuat tulang, apalagi jika olahraga yang dilakukan dengan kombinasi
latihan beberapa tulang.Seseorang yang tidak berolahraga akan membuat tulang
menjadi lemah sehingga kemungkinan osteoporosis semakin tinggi.
Kebiasaan yang sangat
erat kaitannya dengan penyebab osteoporosis adalah merokok. Merokok dapat
meningkatkan kesempatan untuk menderita osteoporosis dimana beberapa bahan
kimia yang terkandung di dalamnya membuat lebih sulit bagi tubuh untuk menyerap
kalsium, belum lagi menghambat kerja hormon estrogen di dalam tubuh. Sama
halnya seperti merokok, mengkonsumsi alkoholdapat menurunkan pasokan kalsium
dan penurunan kualitas penggunaan kalsium dalam tubuh. Kabar baik di semua ini,
di yakini bahwa kesehatan tulang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor gaya
hidup, sehingga penyebab osteoporosis dapat dikendalikan.
FISIOLOGI TULANG
Tulang terdiri atas
matriks organic keras yang sangat diperkuat dengan endapan garam kalsium dan
garam tulang.
1.
Matriks organik ini terdiri dari serat-serat kolagen dan medium gelatin
homogen yang disebut substansi dasar.
Substansi dasar ini terdiri atas cairan ekstraseluler ditambah
proteoglikan, khususnya kondroitin sulfat dan asam hialuronat yang membantu
mengatur pengendapan kalsium.
2.
Garam-garam tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat. Rumus garam utamanya dikenal sebagai
hidroksiapatit.
Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi
kolagen (kolagen monomer) dan substansi dasar oleh osteoblas. Kolagen monomer dengan cepat membentuk
serat-serat kolagen dan jaringan akhir yang terbentuk adalah osteoid, yang akan
menjadi tempat di mana kalsium mengendap.
Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblas terperangkap dalam osteoid
dan selanjutnya disebut osteosit.
Osteoblas dapat dijumpai di permukaan luar
tulang dan dalam rongga tulang. Lawan
dari osteoblas yang membentuk tulang adalah osteoklas yang menyerap tulang dan
mengikisnya.
Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan
pengendapan dan absorpsi tulang sama satu dengan lainnya, sehingga massa total
dari tulang tetap konstan. Biasanya,
osteoklas terdapat dalam massa yang sedikit tetapi pekat, dan sekali massa
osteoklas mulai terbentuk, maka osteoklas akan memakan tulang dalam waktu 3
minggu dan membentuk terowongan. Pada
akhir waktu ini, osteoklas akan menghilang dan terowongan itu akan ditempati
osteoblas. Selanjutnya, mulai dibentuk
tulang baru. Pengendapan tulang ini
kemudian terus berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu
diletakkan pada lapisan berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada
permukaan dalam rongga tersebut sampai pada akhirnya terowongan itu terisi
semua. Pengendapan ini berhenti setelah
ada pembuluh darah yang mendarahi daerah tersebut. Kanal yang dilewati pembuluh darah ini
disebut kanal harvers. Setiap daerah
tempat terjadinya tulang baru dengan cara seperti ini disebut osteon.
Apabila mendapat beban
yang berat, tulang akan menebal. Selain
itu, tulang akan terus melakukan regenerasi kalau sudah mulai perlu
diganti. Kemampuan tulang melakukan
regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang. Kecepatan absorpsi-pengendapan tulang yang
berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang rapuh
dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat. Jadi, pada anak-anak akan terjadi regenerasi
yang cepat apabila ada kerusakan.
KALSIUM
Tubuh manusia dewasa
mengandung sekitar 1100gr kalsium, dan 99%nya berada dalam kerangka tubuh. Kalsium dalam tulang terdiri Atas 2 tipe:
cadangan yang dapat ditukar dengan cepat, dan cadangan kalsium yang jauh lebih
besar ddengan proses penukaran yang lambat.
Ada 2 sistem homeostatik yang independen: sistem yang mengatur Ca2+
plasma yang tiap harinya bergerak keluar masuk dari cadangan yang mudah
ditukar; dan sistem yang berperan dalam remodelling tulang melalui resropsi dan
deposisi tulang yang konstan.
Ada 2 tipe kalsium: plasma dan bebas. Kalsium plasma ada yang terikat pada protein
(albumin dan globulin) dan ada juga yang berdifusi (berionisasi dan berkompleks
dengan HCO3-, sitrat, dst). Kalsium
bebas yang terionisasi dalam cairan tubuh adalah perantara kedua dan diperlukan
untuk pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi saraf. Penurunan kadar Ca2+ dapat menyebabkan tetani
hipokalsemik yang ditandai dengan sejumlah besar spasme otot rangka, seperti
yang terjadi pada laringospasme dimana jalan napas akan tersumbat dan
menimbulkan asfiksia fatal.
Metabolisme kalsium pada manusia dewasa yang
mengonsumsi 1000mg (25mmol) kalsium per hari adalah sebagai berikut:
Makanan (25mmol)
Tulang
Pertukaran cepat
500 mmol
Dapat dipertukarkan 100mmol
Stabil
27200 mmol
Penyerapan
15 mmol
Saluran
Reabsorbsi
7,5 mmol
Penambahan
7,5 mmol
cerna
Sekresi
12,5 mmol
feses
22,5 mmol
Reabsorbsi
7,5 mmol
Filtrate golemulus
250 mmol
Urine
2,5 mmol
Terdapat 3 hormon yang
mengatur metabolisme kalsium, yaitu:
1.
1,25-dihidroksikolikalsiferol yang merupakan hormon steroid yang
dibentuk dari vitamin D. Reseptor
1,25-dihidrokolekalsiferol ditemukan di banyak jaringan selain usus, ginjal,
dan tulang. Jaringan tersebut di
antaranya adalah kulit, limfosit, monosit, otot rangka dan jantung, payudara,
dan kelenjar hipofisis anterior. Zat ini
dapat mempermudah penyerapan Ca2+ dari usus, mempermudah reasorbsi Ca2+ di
ginjal, meningkatkan aktivitas sintetik osteoblas, dan diperlukan untuk
klasifikasi normal matriks.
2.
hormon paratiroid (PTH) yang memobilisasi kalsium dari usus. PTH bekerja langsung pada tulang untuk
meningkatkan resorpsi tulang, ekskresi fosfat dalam urine dan memobilisasi
Ca2+.
3.
kalsitonin yang menurunkan kadar kalsium dengan cara menghambat resorpsi
tulang, dan menghambat aktivitas osteoklas secara in vitro.
Ketiga hormon ini bekerja secara terpadu untuk
mempetahankan kadar Ca2+ yang konstan dalam cairan tubuh.
MINERALISASI DAN
DEMINERALISASI
Mineralisasi tulang merupakan proses penempatan
kalsium ke dalam jaringan tulang. Sedangkan demineralisasi merupakan proses
yang antagonis dengan mineralisasi yaitu proses pengambilan kalsium dari
jaringan tulang.
Selama hidup, tulang secara terus-menerus
diresobsi dan dibentuk tulang baru. Kalsium dalam tulang mengalami pergantian
dengan kecepatan 100% per tahun pada bayi dan 18% per tahun pada orang dewasa.
Remodeling tulang ini, sebagian bessar adalah proses local yang berlangsung di
daerah yang terbatas oleh populasi sel yang disebut unit remodeling tulang.
Tulang mempertahankan bentuk eksternalnya
selama masa pertumbuhan akibat proses remodeling konstan, disertai proses
pengerasan tulang oleh osteoblas (mineralisasi) dan pada proses resoprsi oleh
osteoklas (demineralisasi) yang terjadi pada permukaan dan di dalam tulang.
Osteoklas membuat terowongan ke dalam tulang korteks yang diikuti oleh
osteoblas, sedangkan remodeling tulang trabekular terjadi di permukaan
trabekular. Pada kerangka manusia, setiap saat sekitar 5% tulang mengalami
remodeling oleh sekitar 2 juta unit remodeling tulang. Kecepatan pembaruan
untuk tulang adalah sekitar 4% per tahun untuk tulang kompak dan 20% per tahun
untuk tulang trabekular.
KELAINAN PADA TULANG
Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi
pada tulang, antara lain:
1.
Osteopetrosis, merupakan penyakit tulang yang jarang sekali dijumpai dan
sering kali parah. Hal ini dimana osteoklas mengalami gangguan dan tidak mampu
menyerap tulang secara wajar sehingga osteoblas bekerja tanpa ada yang
menyeimbagi. Akibatnya adalah pemadatan tulang, gangguan neurologik akibat
penyempitan dan distorsi forame tempat lewatnya berbagai saraf, dan kelainan
hematologik akibat dipenuhinya rongga sumsum.
2.
Osteoporosis, merupakan kelainan pada tulang ayng disebabkan oleh kelebihan
relatif fungsi osteoklas. Matriks tulang pada penyakit ini berkurang dan
insidens fraktura meningkat. Artinya, keadaan tulang osteoporosis ini sangat
rapuh karena osteoklas tidak diimbangi oleh osteoblas. Osteoporosis ini sering
terjadi pada wanita dewasa terutama yang telah mnegalami menopaose karena
tingkat estrogen sangat berpengaruh dalam pembetukan tulang atau osteoblas.
3.
Osteomalasia, merupakan kelainan pada tulang yang terjadi karena
gagalnya osteoid pada tulang untuk mengeras karena kekurangan vitamin D dan
Estrogen, selain itu juga penurunannya tingkat kalsium dan fosfat serta
demineralisasi seperti yang telah dijelaskan di atas. Hal ini juga terjadi
karena meningkatnya hormon paratiroid dalam tubuh. Osteomalasia ini sering
disebut softbone atau tulang lunak.
Osteoclast adalah sel
yang dapat menimbulkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Sebaliknya, osteoblast
adalah sel pembangun tulang yang secara alami memproduksi Transforming Growth
Faktors (TgFs). Dengan semakin bertambahnya usia, maka osteoblast semakin
menurun dan osteoclast semakin meningkat sehingga mengarah ke osteoporosis atau
kerapuhan tulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar