Follow My Twitter! ^-^

Senin, 11 Maret 2013

Anatomi dan Fisiologi Manusia (Anfisman) tulang, osteoporosis, kelainan pada tulang, fisiologi tulang

Osifikasi: Proses pembentukan tulang. Sel khusus yang disebut osteoblas mensekresikan mineral yang menggabungkan dengan jaringan serat kolagen, membentuk matriks tulang keras.
Penyebab osteoporosis dapat terjadi mulai dari genetik (dalam) hingga pengaruh gaya hidup (luar). Untuk penyebab osteoporosis karena faktor genetik tidak dapat diubah sebab merupakan bawaan dari lahir, sedangkan penyebab osteoporosis akibat pengaruh gaya hisup merupakan faktor yang dapat diubah. Faktor genetik penyebab osteoporosis anatara lain riwayat keluarga, jenis kelamin, usia dan etnis, sedangkan faktor pengaruh gaya hidup antara lain seperti asupan nutrisi, olahraga yang teratur, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.

Kenapa riwayat keluarga menjadi salah satu penyebab osteoporosis? Jika seseorang memiliki salah satu anggota keluarga dengan riwayat osteoporosis maka mereka tergolong beresiko. Faktor jenis kelamin juga tak kalah pentingnya, menurut penelitian perempuan lebih mungkin untuk mengembangkan osteoporosis dibandingkan pria, hal ini erat kaitannya dengan hormon.


Salah satu hormon dominan pada wanita yaitu estrogen sangat erat kaitannya dengan penyebab osteoporosis. Estrogen melindungi tulang, jadi jika seseorang memiliki tingkat estrogen yang rendah, orang tersebut lebih berisiko untuk menderita osteoporosis. Menopause menyebabkan penurunan cepat kadar estrogen. Pada pria hormon yang bekerja seperti halnya estrogen pada wanita disebut hormon tostesteron.

Apakah ada hormon lain yang berpengaruh selain estrogen atau tostesteron? Beberapa hormon lain berperan dalam mengatur kepadatan tulang, termasuk hormon paratiroid. Mereka membantu mengatur seberapa baik seseorang menggunakan kalsium untuk pertumbuhan tulang. Tapi di lain sisi apabila terlalu banyak hormon paratiroid (hiperparatiroidisme), menyebabkan hilangnya kalsium dalam urin dengan mengorbankan tulang.
Menghindari Penyebab Osteoporosis Dengan Mengubah Gaya Hidup

Osteoporosis juga disebabkan oleh faktor-faktor yang sepenuhnya dapat di kendlikan, penyebab osteoporosis ini yang kita sebut pengaruh gaya hidup. Beberapa faktor gaya hidup yang erat kaitannya dengan penyebab osteoporosis antara lain asupan nutrisi, olahraga, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol.

Idealnya setiap hari seseorang harus mendapatkan jumlah yang tepat dari berbagai mineral dan vitamin yang mendorong pertumbuhan tulang. Apa yang di makan dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap asupan gizi termasuk kesehatan tulang. Nutrisi penting yang paling penting berperan dalam pembentukan tulang yaitu kalsium dan vitamin D. Adapun vitamin dan mineral lainnya yang ikut berperan penting antara lain fosfor, magnesium, vitamin K, vitamin B6, dan vitamin B12.

Olahraga rutin akan memperkuat tulang, apalagi jika olahraga yang dilakukan dengan kombinasi latihan beberapa tulang.Seseorang yang tidak berolahraga akan membuat tulang menjadi lemah sehingga kemungkinan osteoporosis semakin tinggi.

Kebiasaan yang sangat erat kaitannya dengan penyebab osteoporosis adalah merokok. Merokok dapat meningkatkan kesempatan untuk menderita osteoporosis dimana beberapa bahan kimia yang terkandung di dalamnya membuat lebih sulit bagi tubuh untuk menyerap kalsium, belum lagi menghambat kerja hormon estrogen di dalam tubuh. Sama halnya seperti merokok, mengkonsumsi alkoholdapat menurunkan pasokan kalsium dan penurunan kualitas penggunaan kalsium dalam tubuh. Kabar baik di semua ini, di yakini bahwa kesehatan tulang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, sehingga penyebab osteoporosis dapat dikendalikan.



FISIOLOGI TULANG

Tulang terdiri atas matriks organic keras yang sangat diperkuat dengan endapan garam kalsium dan garam tulang.
 1.    Matriks organik ini terdiri dari serat-serat kolagen dan medium gelatin homogen yang disebut substansi dasar.  Substansi dasar ini terdiri atas cairan ekstraseluler ditambah proteoglikan, khususnya kondroitin sulfat dan asam hialuronat yang membantu mengatur pengendapan kalsium.
 2.    Garam-garam tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat.  Rumus garam utamanya dikenal sebagai hidroksiapatit.
 Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi kolagen (kolagen monomer) dan substansi dasar oleh osteoblas.  Kolagen monomer dengan cepat membentuk serat-serat kolagen dan jaringan akhir yang terbentuk adalah osteoid, yang akan menjadi tempat di mana kalsium mengendap.  Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblas terperangkap dalam osteoid dan selanjutnya disebut osteosit.
 Osteoblas dapat dijumpai di permukaan luar tulang dan dalam rongga tulang.  Lawan dari osteoblas yang membentuk tulang adalah osteoklas yang menyerap tulang dan mengikisnya.
 Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan pengendapan dan absorpsi tulang sama satu dengan lainnya, sehingga massa total dari tulang tetap konstan.  Biasanya, osteoklas terdapat dalam massa yang sedikit tetapi pekat, dan sekali massa osteoklas mulai terbentuk, maka osteoklas akan memakan tulang dalam waktu 3 minggu dan membentuk terowongan.  Pada akhir waktu ini, osteoklas akan menghilang dan terowongan itu akan ditempati osteoblas.  Selanjutnya, mulai dibentuk tulang baru.  Pengendapan tulang ini kemudian terus berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu diletakkan pada lapisan berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada permukaan dalam rongga tersebut sampai pada akhirnya terowongan itu terisi semua.  Pengendapan ini berhenti setelah ada pembuluh darah yang mendarahi daerah tersebut.  Kanal yang dilewati pembuluh darah ini disebut kanal harvers.  Setiap daerah tempat terjadinya tulang baru dengan cara seperti ini disebut osteon.

Apabila mendapat beban yang berat, tulang akan menebal.  Selain itu, tulang akan terus melakukan regenerasi kalau sudah mulai perlu diganti.  Kemampuan tulang melakukan regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang.  Kecepatan absorpsi-pengendapan tulang yang berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat.  Jadi, pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.

KALSIUM

Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 1100gr kalsium, dan 99%nya berada dalam kerangka tubuh.  Kalsium dalam tulang terdiri Atas 2 tipe: cadangan yang dapat ditukar dengan cepat, dan cadangan kalsium yang jauh lebih besar ddengan proses penukaran yang lambat.  Ada 2 sistem homeostatik yang independen: sistem yang mengatur Ca2+ plasma yang tiap harinya bergerak keluar masuk dari cadangan yang mudah ditukar; dan sistem yang berperan dalam remodelling tulang melalui resropsi dan deposisi tulang yang konstan.
 Ada 2 tipe kalsium: plasma dan bebas.  Kalsium plasma ada yang terikat pada protein (albumin dan globulin) dan ada juga yang berdifusi (berionisasi dan berkompleks dengan HCO3-, sitrat, dst).  Kalsium bebas yang terionisasi dalam cairan tubuh adalah perantara kedua dan diperlukan untuk pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi saraf.  Penurunan kadar Ca2+ dapat menyebabkan tetani hipokalsemik yang ditandai dengan sejumlah besar spasme otot rangka, seperti yang terjadi pada laringospasme dimana jalan napas akan tersumbat dan menimbulkan asfiksia fatal.
 Metabolisme kalsium pada manusia dewasa yang mengonsumsi 1000mg (25mmol) kalsium per hari adalah sebagai berikut:

Makanan (25mmol)
 Tulang
 Pertukaran cepat
 500 mmol
 Dapat dipertukarkan 100mmol

Stabil
 27200 mmol

Penyerapan
 15 mmol

Saluran
 Reabsorbsi
 7,5 mmol
 Penambahan
 7,5 mmol
 cerna

Sekresi
 12,5 mmol

feses
 22,5 mmol
 Reabsorbsi
 7,5 mmol
 Filtrate golemulus
 250 mmol

Urine
 2,5 mmol

Terdapat 3 hormon yang mengatur metabolisme kalsium, yaitu:
 1.    1,25-dihidroksikolikalsiferol yang merupakan hormon steroid yang dibentuk dari vitamin D.  Reseptor 1,25-dihidrokolekalsiferol ditemukan di banyak jaringan selain usus, ginjal, dan tulang.  Jaringan tersebut di antaranya adalah kulit, limfosit, monosit, otot rangka dan jantung, payudara, dan kelenjar hipofisis anterior.  Zat ini dapat mempermudah penyerapan Ca2+ dari usus, mempermudah reasorbsi Ca2+ di ginjal, meningkatkan aktivitas sintetik osteoblas, dan diperlukan untuk klasifikasi normal matriks.
 2.     hormon paratiroid (PTH) yang memobilisasi kalsium dari usus.  PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang, ekskresi fosfat dalam urine dan memobilisasi Ca2+.
 3.    kalsitonin yang menurunkan kadar kalsium dengan cara menghambat resorpsi tulang, dan menghambat aktivitas osteoklas secara in vitro.
 Ketiga hormon ini bekerja secara terpadu untuk mempetahankan kadar Ca2+ yang konstan dalam cairan tubuh.

MINERALISASI DAN DEMINERALISASI
 Mineralisasi tulang merupakan proses penempatan kalsium ke dalam jaringan tulang. Sedangkan demineralisasi merupakan proses yang antagonis dengan mineralisasi yaitu proses pengambilan kalsium dari jaringan tulang.
 Selama hidup, tulang secara terus-menerus diresobsi dan dibentuk tulang baru. Kalsium dalam tulang mengalami pergantian dengan kecepatan 100% per tahun pada bayi dan 18% per tahun pada orang dewasa. Remodeling tulang ini, sebagian bessar adalah proses local yang berlangsung di daerah yang terbatas oleh populasi sel yang disebut unit  remodeling tulang.
 Tulang mempertahankan bentuk eksternalnya selama masa pertumbuhan akibat proses remodeling konstan, disertai proses pengerasan tulang oleh osteoblas (mineralisasi) dan pada proses resoprsi oleh osteoklas (demineralisasi) yang terjadi pada permukaan dan di dalam tulang. Osteoklas membuat terowongan ke dalam tulang korteks yang diikuti oleh osteoblas, sedangkan remodeling tulang trabekular terjadi di permukaan trabekular. Pada kerangka manusia, setiap saat sekitar 5% tulang mengalami remodeling oleh sekitar 2 juta unit remodeling tulang. Kecepatan pembaruan untuk tulang adalah sekitar 4% per tahun untuk tulang kompak dan 20% per tahun untuk tulang trabekular.

KELAINAN PADA TULANG
 Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada tulang, antara lain:
 1.    Osteopetrosis, merupakan penyakit tulang yang jarang sekali dijumpai dan sering kali parah. Hal ini dimana osteoklas mengalami gangguan dan tidak mampu menyerap tulang secara wajar sehingga osteoblas bekerja tanpa ada yang menyeimbagi. Akibatnya adalah pemadatan tulang, gangguan neurologik akibat penyempitan dan distorsi forame tempat lewatnya berbagai saraf, dan kelainan hematologik akibat dipenuhinya rongga sumsum.
 2.    Osteoporosis, merupakan kelainan pada tulang ayng disebabkan oleh kelebihan relatif fungsi osteoklas. Matriks tulang pada penyakit ini berkurang dan insidens fraktura meningkat. Artinya, keadaan tulang osteoporosis ini sangat rapuh karena osteoklas tidak diimbangi oleh osteoblas. Osteoporosis ini sering terjadi pada wanita dewasa terutama yang telah mnegalami menopaose karena tingkat estrogen sangat berpengaruh dalam pembetukan tulang atau osteoblas.
 3.    Osteomalasia, merupakan kelainan pada tulang yang terjadi karena gagalnya osteoid pada tulang untuk mengeras karena kekurangan vitamin D dan Estrogen, selain itu juga penurunannya tingkat kalsium dan fosfat serta demineralisasi seperti yang telah dijelaskan di atas. Hal ini juga terjadi karena meningkatnya hormon paratiroid dalam tubuh. Osteomalasia ini sering disebut softbone atau tulang lunak.
Osteoclast adalah sel yang dapat menimbulkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Sebaliknya, osteoblast adalah sel pembangun tulang yang secara alami memproduksi Transforming Growth Faktors (TgFs). Dengan semakin bertambahnya usia, maka osteoblast semakin menurun dan osteoclast semakin meningkat sehingga mengarah ke osteoporosis atau kerapuhan tulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar