PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Sistem organ – organ pada tikus sama dengan manusia , sehingga pada
praktikum tentang morfologi, anatomi dan fisiologi menggunakan tikus sebagai
percobaan. (Anonymous , 2009)
Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Praktikum ini dimaksudkan agar para praktikan dapat mengetahui sistematika,
fisiologi, morfologi dari tikus.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum tersebut adalah agar pra praktikan dapat melakukan pembedahan
dari tubuh tikus.
Waktu dan Tempat
1.3.1 Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 28 February 2012 pukul
13.00 – 15.30 WIB. Karena pada saat pukul 15.30-16.00 diskusi dengan asisten.
1.3.2 Tempat
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Farmasi – Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi.
2.TINJAUAN PUSTAKA
TIKUS
2.2.1. Klasifikasi Tikus
Tikus yang dalam klasifikasinya dimasukan kedalam sub filum vertebrata (
hewan-hewan beruas tulang belakang ), kelas mamalia (hewan- hewan menyusui ),
ordo rodentia ( hewan-hewan yang mengerat ) dan family murridae yang merupakan
salah satu hama yang penting pada tanaman pertanian (pangan,horticulur,dan
perkebunan). (Anonymous, 2009)
Klasifikasi tikus yaitu ;
Kerajaan : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo: : Rodentia
Super family : Muroidae
Familnya : Muridae
Sub suku : Murinae
Genus : Mus
Species : Musculus
2.2.2. Morfologi dan Anatomi
Tikus rumah memiliki panjang 65-95 mm dari ujung hidung mereka ke ujung
tubuh mereka. Bulu mereka berkisar dalam warna dari coklat muda sampai hitam
dan pada umunya memiliki warna putih. Tikus memiliki ekor panjang yang memiliki
sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik. Tikus rumah cenderung
memiliki panjang bulu ekor lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia, mereka
berkisar 12-30 gram berat badanya. Banyak bentuk-bentuk domestik tikus telah
dikembangkan yang bervariasi dalam warna dari putih menjadi hitam dan dangan
bintik-bintik. (Syariffauzi, 2009 ).
2.2.3. Sistem Pencenaan
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan atau kelenjar-kelenjar
yang berhubungan, fungsinya untuk :
a). Ingesti dan Digesti makanan.
b). Absorbsi sari makanan.
c). Eliminasi sisa makanan.
Langkah-langkah pproses pencernaan
makanan :
1). Pencernaan di mulut dan di
rongga mulut,makanan di giling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan di basahi oleh
saliva.
2). Disalurkan melalui foring dan
asophogus.
3). Pencernaan di lambung dan di
usus halus. Dalam usus halus diubah menjadi asm-asam amino, monosakarida,
gliserida, dan unsur-unsur dasar yang lain.
4). Absorsi air dlam usus besar akibatnya, isi yang tidak dicerna
Menjadi setengah padat (feses).
5). Feces dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada)
Kemudian ke anus. (Iqbal , 2007)
2.2.4. Sistem Eksresi
Sistem ekskresi mamalia hampir sam
dengan manusia, tetapi sedikit berbeda yang di sebabkan oleh liingkun tempat
tinggalnya. Paru-paru terletak di dalam rongga dada, di lindungi oleh struktur
selangka dan di selaputi karung di dinding dikenal sebagai pelura. Bernafas
kebanyakan dilakukan olh diagfragama paru-paru berada mengembang. Sangkar
selangka juga boleh menguncup sedikit ini menyebabkan udara tertarik ke dalam
keluar paru-paru melalui frakhea dan broknial tubes yang bercabang dan
mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil di kapilari yang penuhi darah.
disini oksigen meresap banyak masuk kedalam darah, dimana akan di angkut oleh
hemoglobin. (Ka ,462, 2008).
2.2.5.Sistem Reproduksi
a). Tahap pembentukan spematozoa di
bagi atas 3 tahap yaitu :
1. Spermatogenesis.
Meupakan tahap spermatogenea yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan
menjadi spermatosot primer. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n)
pada inti sel nya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua
sel anak, yaitu spermatosit skunder.
2. Tahapan meiosis
Spermatosid primer, menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak
dan segera mengalami meiosis 1, yang kemudian diikuti dengan meiosis 2.
3. Tahapan spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang memiliki 4 fase
yaitu fase golgi, fase tulup, fase akrosom, dan fase pematangan. Hasil akhir
berupa empat spermatozoa masuk. (Iqbal, 2008).
3.METODOLOGI
3.3 Alat dan Fungsi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
·
1 set alat
bedah
Fungsi untuk membedah. Pinset, gunting operasi dan spatel
·
Nampan
Fungsi sebagai tempat untuk membedah
·
Sarung tangan
Fungsi untuk melindungi tangan dan sebagai alat pelengkap dalam proses
pembedahan
3.2 Bahan dan Fungsi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
3.2 Bahan dan Fungsi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Tikus jantan dan Tikus Betina : sebagai bahan pengamatan.
Tissue dan lap : untuk membersihkan darah tikus
Air : Untuk membersihkan alat-alat bedah yang kotor terkena darah dan juga
untuk mencuci tangan
Sabun cair: untuk mencuci tangan
sehabis praktikum
3.3 Skema Kerja
Berikut skema kerja dari praktikum tersebut :
Dibius dengan chlorofoam menggunakan kapas
Diletakkan dinampan dan ke empat kakinya ditali dengan benang kasur
Dibedah
Diamati bagian – bagiannya
Difoto bagian dalam tikus
Dilihat perbedaan Tikus jantan dan tikus betinanya
4. PEMBAHASAN
4. 1 Analisa Prosedur
Pertama – tama hal yang harus dilakukan adalah dipersiapkan alat dan bahan.
Untuk percobaan pertama yaiu tikus. Sebelum tikus di bedah, tikus dimatikan
terlebih dahulu dengan larutan chlorofoam, fungsi dari chlorofoam yaitu sebagai
obat bius untuk mematikan tikus. Setelah tikus mati, bedah tikus dengan
menggunakan gunting dan diusahkan agar tidak mengenai organ dalammnya, jika
mengenai organ dalam maka organ dalam tersebut tidak akan bisa di amati.
4.2 Analisa Hasil
Pada percobaan dari sitematika, morfologi, anatomi dan fisiologi diperoleh
hasil yaitu sebagai berikut.
Pada tikus terdapat organ – organ yaitu paru – paru yang dilindungi oleh
diagfragma, tedapat lambung yang tersambung dengan usus, terdapat hati pula.
Dan sistematika pencernaan tikus yaitu dari rongga mulut menuju esofagus lalu
menuju ke lambung, setelah itu ke usus halua dan usus besar dan berakhir di
kloaka.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
dari praktikum yang telah di lakukan yaitu
Tikus termasuk jenis hewan vertebrata
Organ dalam tubuh tikus mirip dengan manusia
Sistem pencernaan atau kelenjar – kelenjar yang berhubungan
Sistem eksresi tikus ( mamalia ) hampir sama dengan manusia
Sistem repoduksi tikus terbagi atas 3 tahap yaitu:
Spermatogenesis
Tahap meiosis
Tahap spermiogenesis
5.2 Saran
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan
di persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan
untuk para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan
dipraktekkan, agar dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.